Selasa, 22 November 2011

Forum Silaturrahim Remaja Masjid Muthmainnah (FSRMM) Polda - RIAU

Forum Silaturrahim Remaja Masjid Muthmainnah POLDA Riau (FSRMM) merupakan wadah pembinaan generasi muda muslim, khususnya pelajar SMA/se-derajat yang sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Hadits di lingkungan masjid.
FSRMM memiliki sekretariat yang terletak di kompleks Masjid Muthmainnah POLDA Riau, jalan Kartini (belakang RS. Bhayangkara) Pekanbaru.

Secara umum, kegiatan FSRMM meliputi 4 (empat) bidang yang disesuaikan dengan kebutuhan remaja, yaitu:

  • Pembinaan keimanan dan mental: melalui kegiatan ibadah, seperti: kajian aqidah, fiqih, tafsir Al-Qur’an, Qiyamul Lail, diskusi intensif keislaman, dan lain-lain.
  • Pembinaan akademik/keilmuan: melalui kegiatan study club (kelompok belajar) dalam berbagai bidang keilmuan, seperti: study club Fisika, bedah ikan/Biologi, pelatihan IT/komputer, dan lain-lain.
  • Pembinaan kepemimpinan dan manajemen: melalui kegiatan pelatihan-pelatihan kepemimpinan dan manajemen Islam (leadership and management), seperti: pelatihan speaking public, kewirausahaan, dan lain-lain.
  • Pembinaan fisik/kesamaptaan: melalui kegiatan olahraga syar’iyyah (riyadhoh), Outbond Training, lintas alam, dan lain-lain.


FSRMM memiliki pembina dan instruktur (kakak asuh):
1.    Pembina:
  • Drs. Nazrial, S.Si (Dosen UIN Suska Riau/  Staff pengajar Ponpes Darel Hikmah/Staff pengajar   SMAN 1 Pekanbaru)
  • DR. H. Musthafa Umar, Lc. MA (Ulama Riau/narasumber bidang Tafsir Al-Qur’an)
  • AKBP H.M. Yunus, S.Psi, M.Si (Pelindung FSRMM/ketua pengurus Masjid Muthmainnah)
  • H. Insan LS. Mokoginta (narasumber bidang pembentengan aqidah/pakar Kristologi)

Kamis, 03 November 2011

PENGORBANAN DIRI RAYAP

Rayap melancarkan peperangan yang sangat teratur melawan musuh terbesar mereka, yakni semut dan binatang pemakan semut. Mereka begitu gigih dalam bertahan sehingga bahkan rayap pekerja yang buta pun rela maju menghadapi penyerang demi membantu rayap prajurit mengatasi musuh. Di atas, gambar memperlihatkan para pekerja rela membantu rayap prajurit dengan kepalanya yang berukuran besar.

Cara lain untuk mempertahankan diri yang sering digunakan rayap adalah dengan suka rela mengorbankan kehidupan mereka untuk mengamankan koloni dan mencelakai musuh. Beberapa jenis rayap melakukan serangan bunuh diri ini dengan beragam cara, contohnya, suatu jenis tertentu yang hidup di hutan hujan di Malaysia, cukup menarik dalam hal ini. Rayap-rayap tersebut seperti "bom berjalan" karena bentuk tubuh dan perilakunya. Suatu kantung khusus di tubuhnya mengandung senyawa kimiawi yang menyebabkan musuhnya lumpuh. Jika diserang, ketika dijebak dengan kasar oleh seekor semut atau penyusup lain, rayap mengecilkan otot lambungnya dan mengeluarkan jaringan getah benting, yang menjerakan sang pemangsa dengan cairan kuning kental. Rayap pekerja di Afrika dan Amerika Selatan juga menggunakan cara yang serupa. Ini benar-benar serangan bunuh diri karena alat bagian dalam makhluk ini akan rusak parah karenanya dan makhluk ini mati segera setelahnya.

Jika terjadi serangan yang dahsyat, maka rayap pekerja akan ikut bertempur untuk membantu para prajurit.

Kerjasama dalam kelompok rayap dan pengorbanan diri seperti itu menggugurkan pernyataan paling mendasar dari Darwinisme bahwa "setiap makhluk hidup untuk kepentingan pribadinya semata." Bahkan, contoh-contoh di atas menunjukkan bahwa makhluk ini diatur dengan cara yang mengagumkan. Misalnya, mengapa seekor rayap ingin menjadi penjaga? Jika ia memiliki pilihan, mengapa ia memilih tugas yang terberat yang mengorbankan dirinya? Jika saja ternyata ia dapat memilih, ia akan memilih tugas yang termudah dan paling kecil tingkat kesulitannya. Meskipun kita menganggap bahwa ia memutuskan untuk mengorbankan dirinya demi pertahanan, mustahil baginya mewariskan perilaku ini kepada keturunan selanjutnya melalui gen mereka. Kita mengetahui bahwa rayap pekerja mandul dan tidak mampu menghasilkan keturunan penerus apa pun.

Hanya Yang Menciptakan rayaplah yang telah merancang kehidupan koloni sesempurna itu dan telah menganugerahkan kepada kelompok rayap di dalamnya tanggung jawab yang berbeda-beda. Rayap penjaga pun dengan sungguh-sungguh menyelesaikan tugas yang telah Allah ilhamkan kepada mereka. Al Qur’an menyatakan bahwa:

…Tidak ada suatu binatang melata pun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya… (Surat Hud: 56)
Sumber: Harun Yahya
Powered By Blogger
Design by Geo Ruci Visit Original Post geo-kristologi.blogspot.com