Kamis, 15 September 2011

Aku Memang Teroris III


Cerita yang lalu:

Harun tampil didepan kelas dalam menjawab semua tekanan sang professor terhadap teman nya Yohanes, harun mulai mematahkan satu persatu argument, dan akhir dialog mereka Profesorpun terkapar dan meregang nyawa, kabar kematian professor tersebar dengan begitu cepat lewat pesan singkat kawan sekelas harun, sehingga kabar terdengar oleh kelompok atheis dari jurusan Fisika, yang menjadikan harun harus menanggung akibat dari kematian Profesor dosen fisika tersebut.




“Harun… harun …, dokter apa Harun baik-baik saja?” Tanya Seorang ibu yang jelas dia memanglah Ibunya Harun yang khawatir akan anak satu-satunya tersebut.



“Tentu nyonya, anda tidak perlu khawatir, organ tubuhnya yang kena hanya hatinya, dan oprasi telah berjalan dengan sukses, hati adalah organ manusia yang dapat memperbaiki kerusakan sendiri, memang hati adalah organ penting tapi hati tidak seperti ginjal yang jika rusak akan rusak selamanya, tinggal menjaga kesehatannya saja, beruntung harun memiliki letak jantung yang berbeda dari pada umumnya manusia, karena jika tidak tikaman itu akan menyebabkan dia mati karena memang sengaja diarahkan kearah jantung, sebentar lagi dia siuman, dan nyonya kami harap istirahat setelah memberikan donor darah akan menyebabkan nyonya lemah dan dapat berakibat buruk pada kesehatan nyonya, saya tinggal dulu, jika ada sesuatu tinggal hubungi suster!!”



“Sudahlah bu, dokter mengatakan harun tidak apa-apa, Sebaiknya ibu istirahat dulu!!” Suruh Shu Wen, seorang teman wanita harun yang perhatian sama dia, tiga dari teman Harun sedang berbincang-bincang tentang kematian professor, “serangan jantung professor itu ku kira bisa cepat diselamatkan, tapi apa kau tidak lihat kematian professor itu aneh? Dari mulutnya keluar busa, seperti terkena racun, kau ingat saat professor minum?” kecurigaan Baahir kepada dua temannya.



*****



Tap….tap…tap..tap…. terdengar suara langkah kaki berlari menuju ruangan harun.



“Tunggu, kamu siapa? Bisa ku priksa??” Tanya polisi yang menjaga pintu kamar harun dirawat.



“Oh silahkan” sambil tangannya dikembangkan.



“Ini botol apa?” Tanya polisi setelah merogoh saku celana abdul.

“Oh maaf pak, saya mau menemui harun, dan ini hanya botol minyak angin, saya Abdul Basir teman kuliah Harun”

“Tunggu dulu nak, anda tidak membawa minyak angin, katakan dengan jujur!!”

“S…S…Saya, eh.. benar pak itu minyak angin.” Jawab abdul basir dengan gugup



“huh…. Uweeaks..” Polisi tersebut serasa mau muntah “Baunya menyengat, ini Kalium Sianida pekat, Kalau gitu anda gunakan untuk apa benda ini?”



“Tapi tuh minyak angin nya Yohanes yang kejatuh saat dia lari tadi… emang bikin sial tuh Anak…”



“Ok anda terpaksa ikut saya ke Kantor” borgolpun mencengram tangan abdul tampak polisi tersebut bicara lewat rogernya seketika temannya dari luar datang dua orang dan membawa abdul ke kantor polisi.



****



Beberapa saat,

“Maaf ya Ibu dan adek-adek, karena saat ini dia adalah Tersangka kami, jadi tidak boleh lama-lama melihat nya, jadi tolong tinggalkan ruangan! Dan sebaiknya ibu dan adik-adik pulang saja dulu… karena dia dalam pengawasan kami” suruh polisi kepada Ibu Harun dan 4 orang temannya.



***

Malam harinya.

“Harun……Harun….. harun…” terdengar sayup-sayup suara lembut ditelinga Harun yang membuatnya siuman, perlahan mata Harun membuka penasaran dengan suara yang didengarnya, dilihatnya cahaya lampu terang dan langit-langit putih tepat didepannya. Dengan lemah dia bertanya “Diik.. mana ini??”



“Harun ? Kau sudah sadar?” tanya sosok seorang pria yang dikenal harun.

“Oh… Yohanes? Dimana aku ?” tanya Harun lemah

“Kau di Rumah sakit, gimana keadaanmu?”

“tidak begitu baik, tapi Alhamdulillah, mana yang lainnya?”

“ini sudah malam, mereka sudah pulang”

“Hah… kenapa tangan dan kakiku di ikat?” tanya harun agak sedikit lemah

“Oh aku tidak tau, ini hanya sebuah proses Harun, Proses penyucian Dosa, Kau tau? Ingatlah terimalah tuhan Yesus dihatimu!!” suruh Yohanes, sambil menarik seutas lakban secukupnya dan menempelakannya dimulut Harun.



“Mmmmm?”tanya harun



“Apa? Aku tidak mengerti? Ooo kamu pasti mau bertanya, kenapa aku melakukan ini? Hahahaha Harun, kau tau gak? Huh kenapa kau rebut Shu Wen dari ku? Tidak ada wanita lain dalam hidupku kecuali dia, kenapa dia yang bodoh itu memilihmu dan meninggalkan agamanya setelah berdebat dengan mu?, aku lebih memilih sebagai pengabdi kepada Tuhan aku gembala dan pelayan bagi umat Tuhan, aku akan mengabdikan diri ku demi tuhah aku tidak akan menikahi sorang gadis apapun kecuali pada shu wen, kau lihat ini” sambil membuka jubahnya yang tersingkap semua auratnya dari rambut hingga kaki“Kau lihat ini” sambil berbalik.



“mmmmm..mmm…mmmm…”



“hahahaha ya ini bekas luka penyiksaan karena dosa-dosa ku, dosa itu telah ku tebus dengan tersiksanya diriku,” sambil memasang kembali jubah kebesaran opusdie..



“Harun, tenang saja opusdie bukan seorang pembunuh, dia hanya seorang yang mengembalikan seseorang kepada tuhan Yesus agar mereka selamat dan dapat hidup bersama tuhan, apa kata yesus? Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. “ katanya sambil mengambil pisau runcing yang berada dibalik jubahnya.



“Kau tau maknanya harun?? Hari ini aku akan mencungkil matamu…. Dan memotong lidahmu karena itulah yang selama ini penyebab orang jauh dari tuhan yesus“



“mmmm….mmm.” harun meronta dengan tenaganya yang lemah, dia tidak menyangka yohannes yang terkenal Liberal berubah menjadi monster mengerikan dan radikal.



“Dalam nama bapa putra dan roh kudus” ucapan itu dilantunkan yohanes sambil mengarahkan ujung pisau yang runcing kearah mata Harun



***

Disaat yang bersamaan

Tap…tap…tap..tap.. terdengar suara langkah kaki berlari dan “Ah.. tidak… sial Harun kau baik-baik saja” triak Abdul basir karena melihat beberapa polisi penjaga mati diluar tak jauh dari ruangan harun dirawat,



****



Pisau nyaris mengenai bola mata harun, jika harun meronta pisau akan melukai matanya tapi saat itu juga Yohanes terkejut dengan kedatangan orang “Oh sial, iblis pengganggu datang, kau beruntung harun matamu selamat untuk detik ini, tapi kau tau? Iblis itu akan mengantarkan nyawanya disini ” yohanes sambil bergegas jalan dibalik pintu untuk bersembunyi dan bersiap dengan pistol, dan peredam suara dipasangnya dimulut pistol tersebut.



****



Terengah-engah abdul sampai didepan pintu masuk, dengan keraguan abdul mulai memegang gagang pintu, dan saat akan memutar, dia mulai berfikir menghubungi bantuan dengan roger yang ada di mayat polisi didekat pintu masuk kamar harun, di dekatinya polisi yang terkapar dan dirabanya leher polisi tersebut. Badan yang masih hangat, dan pembunuh itu menggunakan pistol dengan terlatih sehingga sasaran tepat mengenai kepala, rasa takut mulai menggrogotinya, niatnya untuk mengambil roger polisi dibatalkan dengan mengambil pistol polisi sebagai jaga-jaga pembunuh masih ada didalam ditandai dengan mayat yang masih baru. Dan lagi menghubungi polisi tindakan bodoh yang akan memenjarakannya karena dia sendiri melarikan diri saat polisi lengah mengintrogasinya.



Yohanes yang berada dibalik pintu dengan senjatanya, mulai merasa tak sabar untuk menunggu kedatangan abdul yang sudah lama dinantinya dibalik pintu, tapi karena rasa tidak sabar sudah pada puncaknya yohanes dengan mengendap keluar pelahan dipegangnya gagang pintu, dan mulai dengan gerak yang lambat tanpa bersuara dia memutar gagang pintu tanpa menghiraukan rontaan dari harun.



Abdul melihat bayangan itu keluar dengan ketakuan abdulpun melepaskan tembakan yang menyebabkan seisi Rumah sakit ketakutan. Yohanespun berlari dengan menutupi wajahnya dengan jubah. Dengan cerdiknya dia memunyikan alaram kebakaran rumah sakit sehingga abdulpun kalang kabut berlari menuju kamar Harun, tanpa pikirn panjang bergegas abdul membuka semua ikatan Harun dan Harunpun digendong agar duduk di kursi roda dan membawa Harun lari keparkiran.





***

Dengan terburu-buru Merekapun berhasil lari dari rumah sakit. Tidak jauh meraka pergi terdengar lah suara ledakan dari rumah sakit tersebut tepat dimana Harun dirawat.



Kotapun mendadak ribut dipenuhi suara raungan sirine polisi,



“kau mau membawaku kemana abdul?” tanya Harun lemah…

“Tidak aman kau berada dirumah sakit, kau dengar ledakan tadi, jelas itu adalah ancaman buatmu, kau sedang dalam bahaya, oh maksudku kita, tenang saja, aku punya sahabat di desa, kita ke negeri sembilan”



Wajah Harun sedikit khawatir menatap setiap jalan kota Kuala lumpur, dia ragu untuk meninggalkan kota tercinta kelahirannya tersebut. Diliriknya jam tangan di lengan kirinya. Pukul lima lewat empatpuluh menit. Berarti sudah duapuluh menit yang lalu mereka mereka meninggalkan rumah sakit. Seharusnya dia tidak meninggalkan rumah sakit dan menuruti kemauan Abdul, karena polisi yang mati tertembak tersebut bisa jadi harun sebagai tersangka pembunuhan mereka.

"Mengapa, Run?" tegur Abdul.

“kau tau run? Profesor dibunuh Yohanes, minyak angin yang di berikan ke hidung profesor berisi kalium sianida pekat, saat itu profesor seperti tersedak dan beliau sempat mau mengucap sahadat tidak sempat dan akhirnya mati dengan mulut berbusa dan waktu saat panik yohanes menghapus busa yang keluar dari mulut profesor, setidaknya Yohanes berhasil mengelabui dan dianggap sebagai pahlawan yang akan menyelamatkan profesor, dan naas saat dia lari botol minyak angin terjatuh, dan aku menemukan itu, aku tidak tau aku membawa botol itu dan setelah dicek polisi aku disangka akan membunuhmu dengan itu dan aku pun ditahan aku berhasil kabur, sekarang kau istirahatlah dulu”.



Harun pun mulai memejamkan matanya, wajahnya yang polos memperlihatkan wajah yang seperti anak-anak, sehingga abdul pun berfikir, bagaimana anak manja ini bisa hidup di negeri sembilan nantinya tanpa orang tua? Tapi untuk kembalipun tidak bisa.





***

Dirumah sakit

Dipagi haripun rumah sakit **** masih dipenuhi oleh gerumunan orang dan beberapa reporter televisi negeri maupun swasta meliput kasus pembunuhan dua orang polisi dan pemboman rumah sakit yang membawa banyak korban jiwa.



“KEMATIAN dua orang anggota ku, DI tempat yang pada saat sunyi dengan bekas tembakan dikepala, diperkirakan pelaku menggunakan peredam suara, dan pelaku jelas adalah temannya Harun, karena tidak mungkin musuh Harun jika dia musuh Harun, saat itu Harun tidak mungkin hilang dan pasti sudah terkujur kaku di atas ranjang, “ tampil seorang inspektur polisi dengan perawakan seperti seekor anjing jantan menganalisa tempat kejadian mengendus setiap barang yang ditemukannya



Dan melanjutkan ucapannya kepada beberapa orang dan wartawan yang meliput “menurut analisa saya pelaku bisa jadi adalah Abdul yang lari dari ruangan introgasi, dan mungkin saja Kalium Sianida pekat yang dibawanya kerumah sakit bukan untuk membunuh harun, tetapi mungkin sisa dari pembuatan bahan peledak, atau mungkin Kalium Sianida sekaligus digunakan untuk membunuh Profesor oleh Harun dan kawan kawannya, baiklah saya akan memeriksa beberapa orang saksi teman-teman dekat Harun dan orang tuanya, pembunuhan Profesor yang dilakukan Harun mungkin saja bisa mengarah Harun terlibat dalam jaringan terorisme”



“Inspektur Fatir?” seorang wartawan muncul dari belakang nya

“Jadi ini ada hubungannya dengan terorisme?” tanya wartawan tersebut dengan alat perekam suaranya yang diarahkan ke pada inspektur polisi tersebut.



“belum bisa kita buktikan tapi dari adanya bahan peledak yang terbuat dari bahan-bahan kimia tersebut sepertinya ini tindakan terorisme, tapi saya tidak bisa begitu cepat mengambil keputusan, yang jelas harun juga pernah berhubungan dengan beberapa ustad-ustad fundamentalis dari negara tetangga.



“Apakah dia pernah ikut dalam perang di afganistan? Tapi saya kira dia anak kecil”



“Itu hanya wajahnya yang polos tapi umurnya sudah tua, dan sudah cukup umur buat melakukan perang, lagian teroris biasa kok membawa anak kecil buat melakukan tindakan terorisme, maaf saya sudah mau melanjutkan tugas saya” sambil meninggalkan wartawan tersebut.



**

Semua teman-teman harun di Introgasi oleh beberapa polisi, kecuali Ibunya harun yang masih terkujur pingsan tidak dapat menerima itu semua apalagi tuduhan harun adalah pelaku pemboman rumah sakit bersama temannya.,



Shu Wen seorang gadis keturunan yang masuk islam karena Harun, pun ditanya tentang apa saja yang pernah harun lakukan dan ajarkan padanya, gadis yang terlihat anggun dengan busana muslimahnya tersebut pun mengatakan kepada inspektur polisi “Kami hanya berteman dan aku tertarik pada islam bukan karena aku suka pada Harun ataupun dipaksanya, tapi memang keyakinanku bahwa Islam memang agama benar dan aku yakin seyakinnya, aku tidak bermaksud melindungi Harun, tapi aku bicara jujur dalam hal ini, agamanya mengajarkan bahwa untuk kita tidak boleh menggabungkan Hablum minAllah dengan Hablum Minannas, tapi agama Islam mengajarkan Hablum Minannas harus terjalin, jadi kita harus memiliki hubungan yang baik kepada sesama manusia, apapun agamanya, untuk masalah keTuhanan agama islam tegas mengatakan Islam lah yang benar dan Allahlah satu-satunya Tuhan yang harus disembah masalah orang lain menyembah apa tidak boleh membenci ataupun memusuhi mereka, karena akan memutuskan hubungan dengan sesama manusia. Jadi agama islam itu tidak seperti yang aku bayangkan dari orang-orang kafir bahwa islam mengajarkan permusuhan, aku yakin tuduhan pada harun dan Abdul adalah Fitnah dan mereka bukan teroris”



“Kami tidak mengatakan dia teroris tapi masih menyelidiki beberapa bukti lainya yang bisa membawa harun dan temannya terbukti sebagai teroris”



Beberapa polisi sudah mencek beberapa mobil yang keluar dari parkiran, dan yang baru sekali keluar adalah mobil ber nomor polisi E8200, itu jelas mobil itulah yang sedang dibawa oleh abdul untuk membawa harun. Beberapa polisi bergegas mencari dan menutup semua akses keluar dari KL.



Seorang polisi tiba-tiba masuk diruangan yang sudah dikunci rapat dengan menyelonong dan nafas terengah-engah, sambil mengayunkan tangan ke kepala “Lapor inspektur, mobil yang dipakai harun dan temannya sudah kami temukan, dan sudah kosong, ada kabar mereka naik bus menuju putrajaya. Kami menemukan mobil dengan plat nomor E 8200 di Puchong”



“Bodoh, selagi aku disini kalian semua tidak bisa mengejar atau menutup semua jalan? Secepat itu dia naik bus, sekarang tutup jalan keluar dari wilyatah persekutuan putra jaya termasuk sudah jelas dia mau kabur melalui johor baharu ke wilayah singapura, aku yakin dia belum sampai kesana karena itu sangat jauh, umumkan kesemua masyarakat agar bekerjasama kepada kepolisian agar menghubungi polisi jika menemukan dua orang melayu yang satu dengan kursi roda dengan dada terluka dan satu lagi temannya berkulit hitam, sebutkan bahwa mereka adalah teroris berbahaya. Kerahkan semua polisi kerajaan, cepat !!”



“Baik pak!!.”



“Aku yakin dia mau ke Singapura melewati Jhohor baharu” bergegas inspektur tersebut meninggalkan salah satu mahasiswa di ruangan introgasi sambil mengambil jaket kulit dombanya yang tergantung di depan pintu.



Dengan gaya khasnya yang kepala mendongak seperti orang sombong keluar dari kantor polisi dan menuju ke parkiran mobil. Dan di ikuti dari belakang seorang pria keturunan kulit kuning berbadan tinggi, saat mobil itu tancap gas. Yohanes pun melaju mengikuti inspektur itu dari belakang.



Kecepatan dan kemahiran inspektur tersebut tidak dapat diimbangi oleh Yohanes, sebuah mobil sedan pun berhenti dengan mendadak didepan mobil yohanes dan tabrakan pun tidak bisa dihindari.



Chiiiiiit bunyi rem mobil yang dipaksakan berhenti diiringi dengan suara benturan. Braakkk, mobil yohanes hanya penyok sedikit, yang memiliki mobil sedan didepannya keluar seorang wanita dengan wajah seakan mau meladak



“ hei tak punya mata kah? Kamu tau berapa saya harus keluar kan duit untuk kelakuan kamu yang sangat maniak? Lihat tuh!! Seandainya saya keluar jalur dan mati bagaimana?”



“Hai Assalamualaikum ibuk, orang seperti apa ibu ini? tak sopan, langsung turun langsung marah, siapa salah juga berhenti mendadak? Saya mau cepat, sebaiknya kita berdamai sajalah, kalau masalah biaya nih berapa ibu mau” yohanes sambil mengeluarkan dompet dan mengeluarkan duit pecahan 50 ringgit, sebanyak lima lembar dan membagikannya ke Ibu tersebut, trus masuk kedalam mobil



Duit tersebut pun terlihat berserakan di muka yohanes

“Kumsalam, kau pikir aku bisa di suap? Kau pelaku kejahatan lalu lintas harus di hukum atas kelakuan kau. Keluar kau dari mobil!! Aku mau melaporkan hal ini ke polisi”



Yohanespun keluar dari mobil dengan wajah merah dan tangan kanan masuk kedalam jas mengeluarkan senjata jenis hand gun, dengan memperbaiki moncong peredam senjata memastikan itu tidak renggang. Ibu tersebut ketakutan dan lari masuk ke dalam mobil memaksa menstarter mobil dan Yohanes segera bergegas membuka pintu mobil dan menutup mulutnya dan moncong hand gunpun diarahkan ke kepala ibu tersebut, dan seketika itu juga keluarlah peluru menembus kepala ibu tersebut dan matanya melotot sebagai tanda sakaratul maut. kendaraan-kendaraan yang ramai melintas tidak satupun curiga tampaknya kesibukan kota tidak mempedulikan atau mungkin tidak terlalu memfokuskan melihat hal kecil sekitarnya lagi, dengan santai yohanes masuk ke dalam mobil dan memundurkan mobil ibu tersebut hingga menabrak lampu jalan yang berada tidak jauh dari kecelakaannya, dan segera turun dan membersihkan hand gun dari sidik jarinya dan menaruhnya diposisi sebelah tangan kanan ibu tersebut, dengan wajah tanpa dosa yohanes meninggalkan mobil tersebut melesat menuju putra jaya.



****



Tampak seperti sepasang Gay duduk berpelukan di dalam bis, dan membunyikan bel tanda berhenti, mereka pun turun disana dan turun dengan bergandengan, kursi roda untuk membawa harun sudah ditinggalkan jauh dari mereka meninggalkan mobilnya.



“kita tidak aman naik angkutan kota, kita harus jalan kaki, dari kejauhan tadi kulihat sepertinya ramai polisi didepan kita, pastinya kita tidak aman kalau sampai di Bandar bukit puchong” sambil merangkul Harun menjauhi jalan raya dan menuju ke kebun sawit.



Harun hanya diam menahan dadanya yang sakit bekas operasi, tertatih-tatih dia menyusuri tanah-tanah yang sudah dipenuhi semak dan tidak datar tersebut.



“Aku tidak menyangka kita bisa jadi buronan polisi dan dapat melarikan diri sejauh ini, apakah kita akan tertangkap? Aku rasa kita juga sudah dapat gelar baru dari yohanes dan teman-temannya, mungkin gelar yang pantas untuk mu adalah Lucifer ya Run? Hahaha”



Harun tersenyum, dalam hatinya teringat seorang Yesus yang bergelar pembawa terang dia berkata-kata dalam hati tentu saja seorang pendakwah seharusnya memang dapat gelar Lucifer.



“Kau diam terus Run, sesekali tersenyum, padahal mereka yang pantas disebut Iblis Lucifer, bukan kita” celoteh abdul dan berhenti menyandar disalah satu batang sawit.



Harun tersenyum sambil menahan sakit “Lucifer itu gelar untuk Yesus, Abdul”



“Apa? Apakah kau pikir Yesus itu iblis?”



“Tidak, aku tidak mengatakan itu, Lucifer bukan iblis, dia pertama kali digunakan dalam Alkitab berbahasa Latin yang sebenarnya berarti pembawa terang, Yesus bergelar bintang terang atau pembawa terang Lucifer sendiri berarti bintang terang atau pembawa terang, itu artinya Yesus juga bergelar Lucifer.”



(Bersambung dulu deh)

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger
Design by Geo Ruci Visit Original Post geo-kristologi.blogspot.com