Sabtu, 11 Juni 2011

Dimanakah kasih sayang-Nya?

Sungguh hati ini terasa teriris, tersayat, tercabik, dan terhimpit saat melihat saudara kita di Palestina terjajah dan kehormatannya dirampas. Air mata pemimpin mereka meleleh melihat kebiadaban itu. Para pasukan mereka dibuat babak belur dan terhalang. Kaum wanitanya dirampas kehormatan dan dicabik-cabik kemuliannya. Anak-anak mereka ditelantarkan dan dibunuh. Kaum atheis dan Zionis menyebarkan kekuatannya menguasai mereka. Mereka kini ibarat mangsa bagi sekawanan ANJING.

Dalam realita yang menyakitkan ini, pemandangan yang terlihat adalah saudara-saudara kita yang menderita kekalahan, keterpurukan, dan kejatuhan. Mereka benar-benar dibuat tak berdaya oleh musuh-musuh mereka.

Dalam kondisi seperti ini, sering kali muncul pertanyaan dalam fikiran kita dimanakah letak kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya? Dimanakah letak keadilan-Nya? Dimanakah janji kemenangan-Nya?

Wahai umat muslim dimanapun anda berada, kasih sayang Allah itu sungguh amat banyak kepada hamba-hamba-Nya yang mukmin. Jika Allah membuat mereka kalah dan tak berdaya, itu bukan berarti Allah tidak sayang dan tidak menolong hamba-Nya. Justru dengan semua itu Allah hendak menyegerakan nikmat dan karunia-Nya kepada para hamba-Nya. Allah ingin memasukkan mereka secepatnya ke dalam SURGA-Nya.



Diceritakan,seorang pemuda saleh hidup di masa para pemimpin yang zalim. Mereka memutuskan urat leher para ulama dan memenjarakan para fuqaha, serta menyelesaikan suatu perkara berdasarkan hawa nafsu mereka semata. Suatu hari, ia melihat sebagian orang-orang yang bertakwa dibunuh oleh orang-orang zalim dan disalib dijalanan. Ia melihat jasad mereka yang sudah tak bernyawa berlumuran darah.

Pemuda itu berhenti, sedangkan darahnya mendidih diurat-uratnya. Lalu ia memandangi langit seraya berseru kepada Rabbnya,”Wahai Rabb, pemilik segala yang ada di langit dan di bumi. Wahai Rabb yang Maha Penyayang. Sesungguhnya kelembutan-Mu kepada orang-orang zalim lebih membahayakan dari kelembutan-Mu kepada orang-orang yang terzalimi.”

Saat pemuda itu merebahkan tubuhnya di tempat tidur, ia bermimpi melihat para ulama yang disalib tersebut bersenang-senang di SURGA dan menikmati segala kenikmatan dan kebaikannya. Ia mendengar suara yang mengatakan,”Kelembutan-Ku terhadap orang-orang yang berbuat zalim menyebabkan Aku memasukkan orang-orang yang terzalimi ke tempat yang paling tinggi,”

”Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan,”(QS.Ali-Imran: 185)

Jadi kini kita telah tahu betapa Luar biasanya kasih sayang dan kelembutan-Nya pada hamba-hamba-Nya. Apa yang terlihat buruk oleh kita sebenarnya tak selamanya benar, karena terkadang apa yang kita anggap buruk sebenarnya adalah baik.

Kita biasanya melihat dengan hawa nafsu kita, tapi seharusnya kita melihat dengan mata hati kita. Dan terkadang kita menilai sesuatu dengan hawa nafsu kita, tapi seharusnya kita menilai sesuatu harus berdasarkan Al-qur’an dan Hadist.
*Diambil dari buku: La Tahinu wa La Tahzanu

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger
Design by Geo Ruci Visit Original Post geo-kristologi.blogspot.com